
“Mih, beli Sunpride aja nih produk impor”, kira-kira begitula cuplikan percakapan suami-istri muda yang lagi belanja buah-buahan di Yogya Supermarket. Dalam hati saya cuma bergumam“apanya yg produk impor, perkebunannya di Lampung tuh!” Dan memang benar bahwa Sunpride adalah produk lokal Indonesia, jika di antara Anda yang selama ini menganggap itu produk impor, berarti PT. Sewu Segar Nusantara sebagai pengelola brand Sunpride ini telah sukses membangun brand yang ber-image produk impor. Dari sebuah acara buka puasa bersama, Martin M Widjaja, Acting Chief Executive Officer Sunpride menjelaskan bahwa 80 persen ragam buah produk yang dimiliki Sunpride, ditanam di Indonesia.Ada lagi Krisbow, sebuah merk yang sering kita temui di Ace Hardware. Kira-kira menurut Anda brand Krisbow ini berasal dari negara mana? Dengan desain yang berkarakter luar negeri, serta kualitas produk yang baik, bukan salah Anda jika menganggap Krisbow berasal dari luar negeri Aslinya? Ya produk lokal donkLalu pertanyaannya seberapa pentingkah membangun brand /citra merk ke Barat-Barat-an? Tentu Anda sebagai pemilik brand, apalagi yang sedang dalam tahap pencarian nama, brand identity atau positioning bisa menjadi dilema menimbang orang Indonesia yang kadang lebih menggandrungi brand luar negeri dibanding brand lokal.Tapi sejujurnya saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Apalagi di Indonesia mulai tumbuh era nasionalisme yang lebih kuat di generasi muda saat ini, terutama di kota-kota besar. Salah satu pembahasan pernah diutarakan oleh Pandji Pragiwaksono yang menyatakan bahwa Social Media merupakan salah satu “tools” saat ini yang memperkuat nasionalisme di era orang-orang muda Indonesia. Saya setuju dengan hal tersebut, nasionalisme yang ada saat ini di kalangan anak-anak muda adalah bentuk nasionalisme yang berbeda dibandingkan dengan era pemuda jaman kemerdekaan atau jaman orde baru atau jaman reformasi, tapi ya tetap saja ini bentuk nasionalisme baru yang perlu terus ditumbuhkan, salah satunya melalui aktivitas pembangunan brand-brand lokal.Saya tidak berpendapat bahwa brand lokal yang memiliki persepsi luar negeri adalah buruk, hal tersebut tentu adalah sebuah strategi dan dapat berhasil memenangkan hati konsumen, karena pada akhirnya kualitas produklah yang menentukan. Sunpride dan Krisbow adalah contoh produk yang dapat memenuhi janji brand yang merka bangun, karena pada akhirnya hasil konsumsi produk oleh para konsumen yang memperkuat pembangunan brand itu sendiri.Berangkat dengan keyword kualitas tersebut, merk-merk dengan identitas lokal juga kerap meraja. Baik yang berusia puluhan tahun sehingga telah menjadi brand Heritage maupun merk-merk yang berusia kurang dari 10 tahun. Identitas Indonesia sendiri bisa menjadi sebuah nilai jual yang memperkuat citra merk. Seperti pertumbuhan industri “distro” yang sempat booming beberapa tahun lalu bisa menjadi indikasi kebangkitan industri kreatif di Indonesia yang mampu bersaing memperebutkan wallet share anak-anak muda Indonesia. Dan pertumbuhan industri tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa anak muda Indonesia juga cinta produk Indonesia.Source: http://creasionbrand.blogspot.com